Minggu, 24 Januari 2016

KECERDASAN GANDA (MULTIPLE INTELEGENCES)

Oleh:
Adi Saputra, M.Pd
Sumber: www.connectionsacademy.com
a.         Pengertian Kecerdasan Multiple Intelegences
Teori Multiple Intelegences diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Howard Gardner, guru besar di bidang Psikologi dan Pendidikan dari Universitas Harvard. Teori ini mendapat sambutan yang positif dari kalangan pendidikan di Amerika Serikat. Gardner menyebutkan bahwa kecerdasan bukanlah suatu kesatuan tunggal yang bisa diukur secara sederhana dengan tes IQ. Kecerdasan dapat ditingkatkan dan berkembang sepanjang sejarah hidup seseorang. Kemudian Gardner mendefenisikan kecerdasan sebagai suatu kapasitas untuk memecahkan permasalahan atau membentuk produk yang bernilai dalam satu atau lebih latar budaya.
Gardner menambahkan bahwa pemecahan persoalan itu terjadi dalam konteks budaya tertentu. Dengan demikian, dapat terjadi cara pemecahan suatu masalah menjadi berbeda-beda karena perbedaan budaya. Secara umum Gardner memberikan syarat kemampuan yang dapat dipertimbangkan sebagai kecerdasan dalam teori kecerdasan gandanya. Pertama bersifat universal, artinya kemampuan itu harus berlaku bagi banyak orang dan  bukan hanya untuk beberapa orang. Kedua, kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis yaitu karena otak seseorang dan bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training. Kemampuan itu sudah ada sejak orang lahir, meski dalam pendidikan dapat dikembangkan.

b.        Jenis Kecerdasan Multiple Intelegences
Pada tahun 1983 Gardner di dalam bukunya Frames of Minds merumuskan tujuh kecerdasan kolektif yang secara bersama terdapat dalam diri anak-anak dan orang dewasa. Namun demikian, Gardner juga tidak menutup pintu untuk menambah kemungkinan jenis kecerdasan yang lainnya. Berikut ini akan diuraikan secara singkat karakteristik siswa dari setiap jenis kecerdasan. (Jasmine,2007:16-28).
1)    Kecerdasan Linguistik
Siswa dengan kecerdasan linguistik yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat, atau e-mail, senang membicarakan ide-ide dengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble, atau teka-teki silang, bolak-balik kata, plesetan atau pantun), dan senang membaca ide-ide yang menarik minatnya.
2)    Kecerdasan Logika-Matematis
Seseorang dengan kecerdasan logika-matematis yang tinggi biasanya memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam pikirannya, suka memecahkan misteri, senang menghitung, suka membuat perkiraan atau peluang, mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur, atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya (sebab-akibat), senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukan cara kerja komputer, senang mengelola informasi ke dalam tabel atau grafik, dan mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.
3) Kecerdasan Spasial
Seorang anaka yang memiliki kecerdasan spasial biasanya lebih mudah mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, berpikir dalam bentuk gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam pikirannya, dia juga senang membongkar pasang, senang bekerja dengan bahan-bahan seni seperti kertas, cat, spidol atau crayon, senang menonton film atau video dan bermain video games, memperhatikan gaya berpakaian, gaya rambut, model mobil, model motor, suka menggambar peta hanya untuk bersenang-senang, suka mencoret-coret, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan spasial biasanya kaya dengan khayalan sehingga cenderung kreatif dan imaginatif.
4)    Kecerdasan Kinestetik
Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik mudah memahami tubuh yang cenderung suka bergerak dan aktif, mudah dan cepat mempelajari keterampilan-keterampilan fisik serta suka bergerak sambil berpikir, mereka juga senang bermain peran, senang meniru gerak-gerik atau ekspersi teman-temannya, senang berolahraga atau berprestasi dalam bidang olah raga tertentu, terampil membuat kerajinan atau membangun model-model, luwes dalam menari, berjoget atau berdansa, senang menggunakan gerakan-gerakan untuk membantunya mengingat berbagai hal, mempunyai koordinasi serta kesadaran baik terhadap tempo. Anak-anak dengan kecerdasan kinestetik biasanya lebih mengandalkan kekuatan otot-ototnya.

5)    Kecerdasan Musikal
Seorang anak yang memiliki kecerdasan musikal biasanya senang bernyayi, senang mendengarkan musik, mampu memainkan instrumen musik, mampu membaca not balok/angka, mudah mengingat melodi atau nada, mudah mengenali banyak lagu yang berbeda-beda, mampu mendengarkan perbedaan antara instrumen yang berbeda-beda yang dimainkan secara bersama-sama, suka bersenandung/bernyanyi sambil berpikir atau mengerjakan tugas, mudah menangkap irama dalam suara-suara disekelilingnya, senang membuat suara musikal dengan tubuhnya (bersenandung, bertepuk tangan, menjentikkan jari, atau menghentakkan kaki), senang mengarang/menulis lagu atau rap-nya sendiri dan mudah mengingat fakta-fakta dengan mengarang lagu untuk fakta-fakta tersebut.
6)    Kecerdasan Interpersonal
Seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal biasanya suka mengamati sesama, mudah berteman, suka menawarkan bantuan ketika seseorang membutuhkan, menikmati kegiatan-kegiatan kelompok serta percakapan hangat dan mengasyikkan, senang sebagai pendamai yang bertikai, percaya diri ketika bertemu dengan orang baru, suka mengatur kegiatan-kegiatan bagi dirinya sendiri dan teman-temannya, mudah menerka perasaan seseorang hanya dengan mengamatinya, mengetahui bagaimana cara membuat orang lain bersemangat untuk bekerja sama, lebih suka bekerja dan belajar bersama ketimbang sendirian, senang meyakinkan orang tentang sudut pandangnya terhadap sesuatu, mementingkan keadilan dan bersukarela untuk menolong sesama. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal biasanya disukai teman-temannya karena mampu berinteraksi dengan baik dan memiliki empati yang besar terhadap teman-temannya.
7)    Kecerdasan Intrapersonal
Seorang anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal mudah di dalam memahami diri sendiri dan biasanya lebih suka bekerja sendirian daripada bersama-sama, suka menetapkan serta meraih sasaran-sasarannya sendiri, menjunjung tinggi kepercayaan-kepercayaannya seandainya pun kepercayaannya itu tidak populer. Ia tidak terlalu khawatir tentang apa kata orang dibandingkan dengan kebanyakan orang lainnya. Ia juga mengetahui bagaimana perasaannya dan mengapa demikian dan seringkali ia menghabiskan waktu hanya untuk merenungkan dalam-dalam tentang hal-hal yang penting baginya. Anak dengan kecerdasan intrapersonal biasanya sadar betul akan bidang yang menjadi kemahirannya dan bidang mana yang tidak terlalu mahir. Ia senang membuat catatan harian atau membuat jurnal harian, senang menuliskan ide-idenya, kenangan-kenangannya, perasaan-perasaannya atau sejarah pribadinya. Anak seperti ini biasanya sadar betul akan siapa dirinya dan ia sangat senang memikirkan masa depan dan cita-citanya di suatu hari nanti.
8)    Kecerdasan  Naturalis
Seseorang yang memiliki kecardasan naturalis mudah di dalam memahami alam dan suka terhadap binatang, pandai bercocok tanam dan merawat kebun di rumah atau di lingkungannya, peduli tentang alam serta lingkungan, senang ke taman, kebun binatang atau menikmati keindahan aquarium. Selain itu juga ia senang berkemah atau mendaki gunung di alam bebas, senang memperhatikan alam dimana pun dia berada, mudah beradaptasi dengan tempat dan acara yang berbeda-beda, mempunyai ingatan yang kuat tentang detail tempat yang pernah dikunjungi serta nama-nama hewan, tanaman, orang dan berbagai hal lainnya, banyak bertanya tentang orang, tempat dan hal yang dia lihat di lingkungan atau alam sehingga dia bisa lebih memahaminya. Ia mampu memahami serta mengurus dirinya sendiri.
               
                Daftar Pustaka
Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelegences. Bandung: Penerbit Nuansa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar